“kamu nggak ikut
mereka san?” tanya rahmad sambil menghampiriku yang sedang duduk di gazebo dekat
kantin kampus.” Oh..kamu mad, engak mad
lagi gak ada uang” aku hanya menundukan kepalaku sambil bermain hp dan
berusaha menyembunyikan wajah kekecewaanku kepada mereka.” Ah yakin lo gak ada duit san? Atau ada yang lain” dia berusah mengejeku
dan mengambil hp yang ku pegang.
Persahabatnku dengan mereka (ardi , evi,
dea, winda, riza) akir akir ini memang sedikit bergejolak, entah apa penyebabnya aku kurang
tahu. Aku merasa asing saja ketika aku berada dengan mereka, mungkin apa yang
mereka bicarakan tidak sesuai dengan apa yang kupikirkan. Padahal dulu kami
baik baik saja, sering jalan bareng, sering belajar bareng, sering kumpul
bareng, namun itu dulu sebelum aku mengetahui semuanya, seseuatu yang sangat
mengejutkan ku.
“
eh elo san kalo ditanya diem aja, nglamun loo” saut ahmad sambil
mengusapkan tanganya kewajahku. “gue
males aja mad, main sama mereka, yang ada aku gak diorangin kalau dito sama riza
ikut”ini mungkin terlihat konyol
ditelinagnya, tapi masa bodo lah yang penting aku dah jawab dengan jujur.
“hmmm
gitu” sambil memonyong monyongkan bibirnya “ya udah, kamu masuk kelas atau bolos? “ sambil mencangking tasnya
dan mulai berdiri dari tempat duduk.”
Emang dosenya dah masuk? “ tanyaku sambil membereskan buku yang berserakan
dimeja.
“
udah tuh.. temen temen juga udah pada masuk “. kelas tampak hening
hari ini, nggak seperti hari hari biasanya yang selalu gaduh dan ramai dan
membuat konsentrasi belajarku terganggu. namun hari sangat berbeda, tenang ,
nyaman dan aku bisa berkonsentrasi penuh. Ini dikarenakan mereka yang
selalumembuat keramaian dan kegaduhan dikelas membolos untuk pergi berenang. “ nyaman ya kelasnya kalau gak ada mereka,
bisa tenang dan terkondisi” bisik rahmad kepadaku dan muslim.” Iya jelas coba tiap hari gini “ sewot
muslim.”iya bener mad, kelas tampak
nyaman dan tenang” sambung ku, memotong pembicaraan muslim”. Meskipun
begitu bagiku tetap ada yang kurang,rasanya ada yang mengganjil. Entah mengapa
tiba tiba aku teringat dengan mereka, namun mau giman lagi, mereka sedang
bersenang senang, yang ada kalau aku ikut malah menggangu kesengan mereka.
***
Kesekon harinya aku mendapat bbm dari
temenku fara yang intinya dia menanyakanku mengapa kemaren gak ikut mereka berenang. Fara melihat mereka berenang kemaren di kolam renang tirta indah
namun ia tidak melihat aku bersama mereka. Dengan hati berat aku mencoba
menjelaskan kepada fara mengenai apa yang terjadi, namun apa yang di katakan
fara sangat membuatku terkejut. Ya !! fara mengatakan kalau ia sempat mendengar
mereka sedang membicarakanku, fara mendengar kalau seseorang yang kurang jelas
dia cowok atau cewek dari mereka mulai menggunjingku dan menjelek jelekankudi
hadapan temanku yang lain. Pada saat itu pula aku merasa kecewa’ itu pasti si riza,
karena hanya dia yang bersifat melambai. mungkin dia dendam sama aku ... karena
aku telahmenjadikanya obyek penelitian untuk tugas akair kakaku’.
”
Hayo bbman terus..serius banget” ahmad dan muslim datang dengan
mengejutkanku. “ njing kalian ini , dah
kayak setan aja’ “ jawabku dengan sewot.”
Ada apa to !!kok kelihatnya gundah gitu daan akir akir ini aku lihat kamu gak bersama
mereka lagi! Ada maslah to?” tanya muslim sambil menjabat tanganku. “ kamu baca deh bbm temn ku” dengan
kesal aku menyodorkan hp ku yang berisi percakapanku dengan fara.
“coba
deh kamu bayangin teman macam apa kyak gitu, pantes gak untuk dipanggil temen “ muslim dan
ahmad masih serius membaca percakapanku dengan fara dan sesekali mereka
menggeleng nggelengkan kepalanya, yang artinya menunujukan suatu keheranan.” Ya udah sabar aja san, biarin mereka mbicarain
kamu dari belakang” muslim menepuk nepuk pundakku dan mencoba menenangkanku.” Iya san , muslim bener biarin mereka
ngomongin tentang kamu, kamu cuek aja” saut ahmad sambil mengembalikan
hpku.
Dan aku baru sadar ternyata seseorang yang
kuanggap biasa dan selalu ku pandang
sebelah mata dari dulu . malah peduli terhadapku. Berbeda dengan mereka yang
selaluku nomor satukan ternyata hanya manis didepanku saja. Sejak kejadian itu
aku selalu menghindar ketika berpapasan ataupun dijak untuk jalan. Aku lebih
memilih bersama muslim dan ahmad untuk nonton film, wifian, dan makan bareng.
Dan sejak itu pula aku baru mengerti bagaiman arti sahabat jetai itu. Sahabat
sejati itu nggak pernah ngomongin kita kalau kita nggak ada dengan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar