Tak bolehkah aku
menagis? Mengeluarkan ratusan hinggga ribuan air mataku yang sudah tak bisa
kubendung dikelopakmataku ini ? tak bolehkah aku menangis hingga tersedu sedu ?
meratapi setiap keadaan dan kondisiku yang hadir karena cinta.
Karena
cinta. Kareena adanya kehadiranmu. Dito mahendra. Laki laki yang membuatku
rapuh akan penderianku dan tak berdaya disetiap langkahku. Membuatku kehilangan
arah, kehliangan akal dan naluri sehatku, dan kamu lah yang mampu membuatku
mengukir sebuah kata indah didalam ruang hatiku. Aku hanya akan mencintaimu
saja dan selalu setia sampai akir nafas ini, engkau yang selalu menjadi bintang
dlam kehidupan dan aroma dalam udara nafasku. Namun sampai kapan?
“percuma
saja va!! Lo jaga hati lo buat cinta sama dito, namun apa yang terjadi? bagi
dioa elo gak lebih dari teman. dan elo tuh Cuma buat have fun aja!! saat dia
jauh dengan desi. Gue seperti ini karena gue kasihan sama lo ,gue peduli sama
lo . Udah lupain saja dito dan pilih seseorang yang bener bener cinta dan
sayang sama lo!!forget him va you know”
Kata kata itulah yang
selalu kudengar dari dea , dia adalah sahabat dekatku yang mengerti semua
tentang dito, dito adalah tetangga dekat dea.
“kenapa sih va lo bisa cinta mati sama dito? Ap kelebihanya dari cwok lain?” tanya dea. “apakah jatuh cinta harus selalu punya
lasan?” jawabku pelan” aku Cuma jatuh
cinta tanpa sebuah alasan”
”namun
va, lo harus ingat dan harus ngerti , dito itu udah punya desi, dan kamu itu
cuman dianggap teman, gak lebih. Dan jangan coba coba lo ngrusak hubungan
mereka” cecer dea sambil kemudian mengusap airmataku dengan
tisu.
“de
gue gk bakal ngrusak hubungan mereka, gue cuman cinta ama dito, apa nggak boleh,
emang ada yang nglarang ,nggak kan?” aku mencoba membela
diri.
“Tapi
elo mencintai seseorang yang salah dan diwaktu yang salah!! “tegas
dea” bagaimanapun juga dito itu sudah
milik desi” dia menatapku tajam seolah olah memberi ketegasan atas setiap
perekataanya. Tatapan mata dea semakin
tajam seperti mengahkimiku agar melupakan dito. Namun bagaimana aku bisa
melupakan dia , katakan padaku bagaiman caranya? Aku cuman dia tahu kalau
aku bisa mencintai dia dengan tulus. Aku
hanya bisa menangis dihadapan dea, air mata ini terus mengalir dan membasai
pipiku.
“udah
va..stopp!!!buat apa sih elo nangis ? nangis gak akan merubah suasana dan
nylesain masalah lo” tegas dea sambil memalingkan wajahnya “jangan buang air mata lo buat orang yang
nggak cinta sama elo!! Emangnya dia juga pernah nagisin elo, peduli keadaan
lo!! Nggak kan ?” jawab dea dengan tegas. Dan aku semakin menagis mendengar
semua gujatan dari dea, aku bingung harus bagaimana dan aku tidak bisa
membohongi perasaanku.
***
Satu
bulan lebih aku mencoba melupakan dito, mencari sebuah kesibukan di organisasi sekolahku dan
membuat sebuah karya seni lukisan. Namun membuang bayang bayang dito jauh jauh dari
fikiran ini sangat lah sulit. Tiba tiba selembar foto terjatuh dari salah satu
tumpukan kanvasku. Aku langsung terduduk lesu, menatap dua pasang senyum yang
merekah itu. Senyumku dan senyum dito. Foto itu diambil ketika akir masa
orientasi siswa dulu. Ini adalah kenangan indah bagiku bersama dito, yang mungkin
hanya dianggap angin lalu saja oleh dia.
Tanpa aku sadari air mataku menetesi foto itu. Cepat cepat aku
mengelapnya dengan kaos yang kukenkan. Aku tak mau foto ituu rusak karena hany
afoto itu kenang kengan dengan dista.
“va
kenap lo..?” itu suara dea yang datang menghapiriku.” Va...!! kok elo nagis , lo nagisi apa
va?” dea melirik kearah foto yang aku pegang
“oh.. nangisin dito lagi!!! yaelah va lo belum juga melupakan dia.?”
“kenap
sih lo nggak suka liat gue nagis? Gue kan Cuma mau mencurahkan isi hati gue,
mau keluarin semua beban dan kesedihan gue.”. tegasku
yang mencoba membela diri.”tapi va ,
mengeluarkan masalh di hati bukan harus dengan tangisan”. Dea duduk
disampingku , merangkul bahuku hangat “terkadang
kita butuh ketawa lebih banyak va . Biar kita tahu kalau ketawa itu bikin
bahagia, bikin perasaan dan hati kita tenang. Meskipun tawa itu beerdiri diatas
duka. Dengan air mata dan hanya menangis saja itu hanya bikin lo rapuh.”
Aku menyingkirkan
tangan dea dari bahuku, dan mengelapa air mata dipipiku.” Kalau gue nangis sekali kali nggak apa apa dong” lagi lagi gue
membela diiri. Dea sangat terkejut dan menujukan wajah heranya” masalahnya elo nangisnya ngak sekali kali,
setiap gue kesini elo pasti lagiasyik nagisin dito. Basi loo!!” tegas dea“gue cuman dito tahu galau gue sangat
mencintainya. Air mata ini akan jadi saksinya” ujarku setengah terisak.
“elo
jangan bego deh va ..dito mana peduli
sam lo. Dia Cuma setia sama desi. Berkali kali elo nangis pun ngga bakal berguna va,
dito mana tahu kalau elo udah nangisin dia. Kecuali lo nagis dihadapan dia, mungkin dia bakalan tahu dan ngerti tentang
perasaan lo dan patah hati lo”. Serentak aku langsung mendorong
bahu dea dengan kesal dan berdiri. Meninggalkan dirinya diruang tamu sendiri.” Biarin gue nagis”
“
va mau keman alo?.”
“gue
mau cari dito , gue mau nangis dihadapanya, gue mau liahatin air mata ini
didepanya , sampai dia ngerti dan tahu kalau gue cinta dan sayang sama dia”
“eh..gila
loe? Seriuus lo de ?”.
ku
berlali keluar rumah. Ternyata diluar sedang turun hujan sangat deras tapi aku
nggak peduli. Aku kesal denga omongan dea. Kenapa aku nggak boleh nangisi orang
yang aku cintai..! aku berlali menerjang
derasnya hujan dan kilatan petir yang menggelagar. rumah dista hanya berjarak
beberap blog dari rumahku. Disudut mataku aku memandang dea yang tergopoh
menyusulku. Dia memakiai payung, dan agak kesulitan berlari mengejarku ..” va .. berhenti..va nanti kamu sakit
kkalau huja hujan gini”.
Aku
terus berlari sambil menangis. Biarkan aku menangis seperti ini dengan ditemani
air hujan. Tepat didepan rumah dito aku berhenti, didepan pintu gerbng tangisan
ini semakin deras dan kontras dengan suara hujan yang mulai berkurang. Belum sempat aku membuka mulut dan hendak memanggil
dito , sesorang menupuk pundakaku dari belakang. Jantungku langsung terkejut
dan berdetak sangat kencang. Aku membalikan badan. Paras itu!!! .. dia adalah dito.. laki laki
yang sangat kucintai. Dia berdiri didepan mataku. Air hujan perlahan berhenti.mendung
sedkit demi sedikt mulai menyingkir.
“kenapa
to ? Kenapa kamu menangis?” Ujarku dengan gugup. Aku bisa
melihat ada butir butir air mata menetes dipipinya. Jelas kulihat air di
pipinya itu bukan air hujan. Itu adala air mata dari sebuah tangisan. Apakah
dia juga menangisiku seperti halnya aku mengisi dia.? Tanya hatiku dalam hati. Melihat
aku memandangnya degan heran , desta segera menghapus air matanya dan memalingkan
wajahnya dariku.
“desi
selingkuh dengan cowok lain.. “ desisnya dengan pelan.
dia mengisi desi ?.
“
apa dia nggak tau kalau aku benar benar mencintai nya va!!!. Apa dia nggak tau
kalau aku benar benar sayang padanya” Kalimat itu meluncur
cepat dari mulut desta. Meruntuhkan segala harapanku atas cintaku pada nya.
Aku menggemgam tangan
kananku dengan kuat dan erat, menahan sakit hati yang sangat amat menyayat.
Tiba tiba ku sadar ada sesuatu yang sedari tadi
aku genggam. Fotoku bersam dito ! foto yang selalu aku jaga agar tidak
rusak kini harus berantakan terkena iar hujan. Dengan menggigil dingin aku
membuka lembaran foto yang sudah lusuuh tergenggam. Aku memandangi gambarnya
yang sudah luntur.
“too
.elo ngga harus sedih ..masih ada gue” ucahku sambil memegang
bahu desta.
“
tapi va gue cuman cinta mati sma desi.. ngga ada gadis lain yang mampu
menggantikan posisi dia di hati gue.. dan gue hanya anggap loe ssbagai temen
gue nggak lebih” jawab dito dengan dingin. Dia membuka pintu gerbang
rumahnya dan menutupnya cepat.tanpa rasa bersalah dia masuk kedalam rumah
meninggalkanku sendirian.
Tangisku
semikin menjadi , semua yang kulakukan dan kuperjuangkan nampak sia sia, semua
air mata yang keluar dari mata ini tak begitu berarti padanya. Pupus sudah
harapankaku untuk bisa mencintai dia . dngan mendengar kata kata yang keluar
dari mulutnya itu sudah cukup membuatku semakin tersiksa. Kubuang lembaran foto
yang sudah lusuh itu didepan rumahnya.
“
ad apa va..”. tanya dea yang barusan sampai didepan
rumah dito. “ngak ada apa apa dea, mulai
hari ini aku nggak akan nangis lagi dengan alasan yang sama” jawabku lirih
dan mulai berjalan pulang. “ yakin lo
nggk papa,va “ tanya dea yang begitu penasaran dan kawatir.
“
bener katamu de,, nggak ada untungnya menangisi seoseorang yang tidak mencintai
kita, aku menyesal nggak dengerin kata kata lo dulu de”..
‘”sabar
va.. masih ada laki laki yag tulus dan mau mencintaimu diluar sana”
dea memeluk hangat dan mencoba menegarkan dari apa yang sudah terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar